Krisis Generasi Muda yang Enggan Menjadi Petani

 


Bulusari, 8 Desember 2024 – Di Era Modern, sektor pertanian menghadapi tantangan besar, penurunan minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian. Petani muda sangat kurang sekali karena musiman dan banyak menguras tenaga. Pada saat ini petani milenial sulit mencari petani muda.

Berdasarkan data sensus pertanian dari Badan Pusat statistic (BPS), saat ini 70% lebih petani Indonesia berusia di atas 43 tahun, dengan hanya 2,14% yang tergolong dalam kategori muda atau Gen Z. Kondisi ini semakin memprihatinkan.

“Banyak generasi muda bergensi melakukan pekerjaan bertani karena tidak berkelanjutan seperti Perusahaan yang menjanjikan, apalagi kalau sudah berkeluarga sangat kurang sekali”, ucap Nuroso. Fenomena ini tidak hanya terjadi di perkotaan, tetapi juga di pedesaan, yang selama ini basis utama sektor pertanian.

 Pemerintah dan sejumlah pakar pertanian memperingatkan bahwa jika trend ini terus berlanjut, Indonesia bisa menghadapi krisis ketahanan pangan yang serius di masa depan. Menurut Dr. Ir. Budi Santoso, seorang ahli pertanian, penurunan jumlah petani muda akan mengancam kemampuan Indonesia untuk mencukupi kebutuhan pangan domestic.

“Sekarang sudah di terapkan progam YESS. Pada saat ini, progam YESS sudah berjalan di Pentongan dengan pelatihan hidroponik yang diikuti oleh ibu-ibu dan kalangan anak muda, yang bertujuan menanam agribisnis seperti sawi, melon ini kan harus menggunakan pikiran bagus kalau anak muda, yang kedua tidak usah kita ke lahan cukup ke pekarangan bisa, sebab anak muda gensinya tinggi jika terjun ke lahan langsung”, ujar Majid.

Upaya untuk menggali potensi pertanian berbasis agribisnis menjadi kunci penting. Dengan mengubah cara pandang terhadap sektor pertanian dan menekankan sisi kewirausahaan, banyak anak muda yang dapat melihat peluang bisnis dalam sektor ini. Progam pertanian hidroponik menjadi daya Tarik baru bagi mereka yang ingin berivestasi di bidang ini.

Penting untuk melibatkan Masyarakat luas dalam mempromosikan pentingnya pertanian berbagai sektor yang strategis, bukan hanya sebagai pekerjaan yang “ketinggalan zaman”. Dengan pendekatan yang lebih berbasis tegnologi dan inovasi, pertanian bisa menjadi pilihan karir yang menarik bagi generasi muda.

 

-Sherly

Komentar

Postingan populer dari blog ini

YANG KLASIK KINI ASIK : MENIKMATI SECANGKIR KOPI DITEMANI DENGAN KERETA YANG MELINTAS

Jayandaru Open 2024 siap memupuk jiwa kompetisi warga sidoarjo

Mixue Hadirkan Promo Natal dan Tahun Baru, Tersedia Menu Limited Edition dan Hadiah Keychain